Sabtu, Agustus 23, 2025
Google search engine
BerandaAdat & Budaya*“Ambil Uangnya, Jangan Pilih Orangnya”: Slogan Sederhana yang Bikin Politik Memanas.

*“Ambil Uangnya, Jangan Pilih Orangnya”: Slogan Sederhana yang Bikin Politik Memanas.

Infoombbsiberindonesia ,com
PANGKALPINANG — Enam kata sederhana yang terpampang di sejumlah titik strategis di Kota Pangkalpinang, tiba-tiba jadi pemantik percakapan publik dan membuat suhu politik menjelang Pilwako 2025 mendadak naik. “Ambil Uangnya, Jangan Pilih Orangnya” — pesan singkat itu kini jadi bahan obrolan di warung kopi, pasar, hingga grup WhatsApp warga. Senin (11/8/2025).

Gerakan ini awalnya digagas sebagai kampanye moral untuk menolak politik uang. Pesannya lugas, jelas, tanpa menyebut nama, partai, atau arah dukungan.

Namun, reaksi yang muncul ternyata beragam — dari sambutan positif masyarakat hingga kegelisahan yang terlihat dari pihak-pihak tertentu.

“Kalau pesan ini membuat seseorang resah, mungkin dia perlu bercermin,” ujar seorang aktivis demokrasi sambil tersenyum tipis, Minggu (10/8/2025).

Menurutnya, mereka yang merasa ‘terpukul’ justru patut dipertanyakan komitmennya terhadap praktik politik bersih.

“Kalau memang tidak main uang, harusnya ikut mendukung bahkan memasang pesan ini di depan rumahnya,” tambahnya.

Di tingkat akar rumput, respon publik cenderung mengapresiasi. Seorang pedagang pasar di Pangkalpinang mengaku setuju dengan pesan tersebut.

“Kalau ada yang mau kasih uang, ya ambil saja, tapi jangan sampai suara kita terbeli. Uang habis sehari, pemimpin salah bisa lima tahun nyusahin,” ujarnya dengan nada tegas.

Namun, di balik dukungan itu, muncul pula tanda-tanda kegelisahan dari pihak tertentu.

Meski tak diucapkan secara terbuka, desas-desus menyebutkan ada yang tengah berupaya mencari cara untuk meredam gaung baliho ini.

Dugaan itu muncul karena pesan ini, walau tidak menyasar individu, bisa saja mengingatkan publik pada praktik yang selama ini terjadi di lapangan.

Beberapa pengamat politik lokal menilai, dampak baliho ini lebih besar dari sekadar slogan anti politik uang.

“Pesan itu membangkitkan kesadaran politik warga secara instan. Sekali baca, orang langsung paham maksudnya. Efeknya bisa mengurangi daya tawar politik uang di tengah masyarakat,” kata salah seorang pengamat yang enggan disebutkan namanya.

Fenomena ini juga membuka pertanyaan mendasar: mengapa sebuah ajakan untuk menolak politik uang bisa dianggap mengancam? Apakah karena pesan tersebut mampu memotong strategi tertentu yang selama ini dianggap efektif? Ataukah karena ia menyinggung realitas yang terlalu dekat dengan kenyataan?

Menjelang Pilwako, di mana perebutan suara semakin ketat, kehadiran pesan moral seperti ini tentu tidak bisa dipandang enteng.

Ia bukan hanya menantang praktik transaksional dalam politik, tetapi juga menjadi semacam “tes kejujuran” bagi para kandidat. Siapa yang merasa terganggu, mungkin perlu menjawabnya dengan tindakan, bukan sekadar reaksi emosional.

Satu hal yang jelas, baliho “Ambil Uangnya, Jangan Pilih Orangnya” telah berhasil mencuri perhatian publik, memicu diskusi kritis, dan memberi gambaran bahwa kesadaran politik warga Pangkalpinang mulai bergerak. Di tengah hiruk pikuk kampanye, pesan ini menjadi pengingat bahwa demokrasi sejati tidak dibeli, melainkan dibangun lewat pilihan yang bebas dari intervensi uang.

( Didi/KBO Babel)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments