Kamis, September 11, 2025
Google search engine
BerandaArtikel*Petahana Melemah, MERDEKA Jadi Magnet Baru Pemilih Pangkalpinang*

*Petahana Melemah, MERDEKA Jadi Magnet Baru Pemilih Pangkalpinang*

Infoombbsiberindonesia,com.
Pangkalpinang – Kontestasi Pilkada ulang Kota Pangkalpinang 2025 semakin memanas setelah AKAR Research Center merilis hasil survei terbaru pasca debat kedua dan rangkaian kampanye publik. Hasil survei yang dilaksanakan pada 20–22 Agustus 2025 terhadap 1.200 responden di tujuh kecamatan menunjukkan perubahan signifikan dalam peta elektoral. Selasa (26/8/2025).

Dengan margin of error ±2,9% dan tingkat kepercayaan 95%, survei tersebut menempatkan pasangan independen Eka Mulya Putra – Radmida Dawam (MERDEKA) di posisi teratas dengan elektabilitas 32,8%.

Pasangan ini mengungguli Udin – Dessy yang memperoleh 28,1%, serta pasangan petahana Molen – Zeki di angka 25,4%. Sementara itu, pasangan Basit Sucipto – Dede harus puas di posisi keempat dengan 9,6%. Adapun pemilih yang masih ragu-ragu tercatat sebesar 4,1%.

*MERDEKA Melesat di Puncak Tren*

Pasangan independen Eka–Radmida terus menunjukkan tren kenaikan konsisten. Kampanye kreatif yang memadukan seni, budaya, hingga aksi sosial di berbagai komunitas berhasil menyentuh emosi warga.

Dalam debat kedua, keduanya tampil percaya diri, meyakinkan publik bahwa jalur independen bukan sekadar simbol, melainkan *cetak biru politik baru* di Pangkalpinang.

“Pasangan ini berhasil menghadirkan warna segar politik lokal, menjanjikan demokrasi yang lebih partisipatif dan lepas dari dominasi partai,” terang peneliti AKAR Research Center dalam laporannya.

Tak bisa dipungkiri, narasi “mencetak sejarah demokrasi” yang diusung MERDEKA menjadi daya tarik tersendiri.

Warga melihat Eka–Radmida sebagai representasi aspirasi rakyat yang lahir dari kerja keras komunitas, bukan sekadar produk elite politik.

*Udin – Dessy: Terbebani Isu Hukum*

Di sisi lain, pasangan Udin – Dessy yang sempat memimpin di survei sebelumnya kini harus rela turun ke posisi kedua.

Sorotan publik terhadap dugaan kasus BUMD yang menyeret Udin, serta isu hukum yang menimpa suami Dessy, menjadi faktor krusial yang menggerus kepercayaan.

Penampilan mereka dalam debat pertama juga masih meninggalkan catatan negatif. Jawaban yang dianggap tidak fokus, disertai gaya berlebihan yang dinilai “bermain drama”, justru menimbulkan kesan tidak siap memimpin.

“Sebagian pemilih mulai ragu, terutama kalangan UMKM yang merasa tidak mendapat perhatian serius,” tulis laporan AKAR.

*Petahana Molen – Zeki: Energi yang Meredup*

Meski mengandalkan status sebagai petahana, pasangan Molen – Zeki justru mengalami tren penurunan. Isu kenaikan PBB serta dugaan praktik jual beli jabatan menimbulkan persepsi buruk terhadap kepemimpinan mereka.

Pemilihan wakil yang tidak memberikan keuntungan elektoral juga menambah beban. Dalam debat, performa keduanya dianggap datar dan kurang meyakinkan.

“Publik menilai Molen–Zeki gagal menghadirkan energi baru, sehingga sulit menjaga loyalitas pemilih lama,” ungkap analisis AKAR Research.

*Basit Sucipto – Dede: Tantangan Figur Non Putra Daerah*

Sebagai pendatang baru, Basit Sucipto bersama pasangannya Dede belum mampu mendongkrak elektabilitas.

Minimnya popularitas, resistensi sebagian kader partai, serta persepsi sebagai figur “non putra daerah” membuat ikatan emosional dengan pemilih Pangkalpinang belum terbentuk kuat.

Kehadiran Basit yang dianggap mengambil “jatah politik internal” partai juga menciptakan resistensi tersendiri di akar rumput.

“Tantangan utama Basit adalah membangun kedekatan emosional dengan warga lokal,” demikian catatan AKAR.

*Peta Politik Kian Dinamis*

Hasil survei ini menegaskan bahwa peta politik Pilkada ulang Pangkalpinang masih sangat dinamis.

Pasangan Eka–Radmida kini berada di posisi paling menjanjikan, berpotensi merebut mayoritas suara jika konsistensi kampanye kreatif terus terjaga.

Sementara itu, rival-rival mereka menghadapi beban berat: Udin–Dessy dengan isu hukum, Molen–Zeki dengan kebijakan yang tidak populer, serta Basit yang masih mencari pijakan di tengah publik.

“Jika tren ini bertahan hingga hari pemungutan suara, MERDEKA berpotensi menjadi simbol kemenangan rakyat independen dalam sejarah demokrasi lokal,” simpul AKAR Research.

(Didi/KBO Babel)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_imgspot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments