infoombbsiberindonesia com
Mentok, Bangka Barat – Langit Mentok siang itu awalnya cerah. Jalur utama Pal 6 ramai seperti biasa, dipenuhi kendaraan roda dua dan roda empat yang melaju dari dua arah. Pedagang pinggir jalan sibuk melayani pembeli, sesekali terdengar suara mesin truk berat yang menderu. Namun, suasana normal itu hanya berlangsung sebentar.
Sekitar pukul dua siang, riuh mendadak berubah menjadi hiruk pikuk. Sebuah mobil tangki berukuran besar terhenti tepat di tengah jalan. Tubuh besarnya yang diduga membawa solar, melintang di jalur utama, menutup akses dari dua arah.
Dalam hitungan menit, kemacetan panjang terjadi. Klakson saling bersahut-sahutan, sebagian pengendara mencoba mencari celah untuk menerobos, namun sia-sia. Warga sekitar berdatangan, ada yang sekadar ingin tahu, ada pula yang mengabadikan momen lewat kamera ponsel. Rekaman itu kemudian viral, tersebar cepat di media sosial.
“Macet total tadi. Orang-orang banyak yang berhenti lihat kejadian, apalagi ada mobil tangki yang nyangkut di tengah jalan. Susah sekali mau lewat,” kata seorang warga, sambil menggelengkan kepala, mengingat kembali kejadian tersebut.
Gerimis Turun, Polisi Datang
Langit Mentok mendung. Tak lama kemudian, gerimis mulai jatuh, membasahi jalan beraspal yang dipenuhi kendaraan mengular. Namun di tengah keruwetan itu, muncullah sejumlah polisi lalu lintas. Seragam cokelat mereka perlahan basah oleh titik-titik air hujan.
Mereka berdiri di tengah jalan, berhadapan dengan arus kendaraan yang terjebak. Ada yang mengangkat tangan memberi aba-aba, ada yang mendekat ke sopir mobil pribadi untuk mengarahkan jalur alternatif. Wajah-wajah lelah para pengendara yang semula panik, mulai tampak lega.
Hujan tidak membuat para polisi mundur. Dengan peluit yang ditiup berulang-ulang, mereka memandu satu per satu kendaraan melewati sisi jalan yang masih bisa dilalui. Setiap kali ada motor berhasil melintas, setiap kali mobil kecil berhasil bergerak, keruwetan perlahan mencair.
Dari kejauhan, terlihat jelas keringat bercampur gerimis di wajah mereka. Namun ekspresi tegas tetap dipertahankan. Di mata masyarakat, keberadaan polisi di tengah jalan bukan hanya sekadar mengurai kemacetan, melainkan juga memberi ketenangan.
“Untuk kronologis pastinya masih kita dalami, anggota sedang mencari bukti-bukti. Namun upaya cepat yang kita lakukan adalah mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan berkepanjangan. Dari laporan sementara, korban hanya mengalami luka ringan dan sudah dibawa ke rumah sakit,” ujar AKP Ramos, Kasatlantas Polres Bangka Barat, saat ditemui di lokasi.
Jawaban singkat itu terasa lugas, namun sesungguhnya menggambarkan beban besar yang dipikul aparat kepolisian di jalan raya: menghadirkan rasa aman, bahkan dalam situasi paling genting sekalipun.
Bagi masyarakat, insiden ini mungkin hanya sebuah berita viral di media sosial. Tetapi bagi polisi lalu lintas, setiap peristiwa di jalan raya adalah ujian pengabdian. Mereka berdiri di tengah panas atau hujan, memastikan lalu lintas tetap berjalan, meski harus menahan lelah dan basah kuyup.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Kami dari kepolisian terus berupaya meningkatkan pelayanan, salah satunya dengan respon cepat di lokasi kejadian. Namun yang terpenting, mari kita semua sama-sama menjaga keselamatan di jalan,” imbuh AKP Ramos.
Sore itu, ketika arus lalu lintas akhirnya kembali lancar, langit Mentok masih kelabu. Kendaraan kembali bergerak, meninggalkan lokasi insiden. Namun, pemandangan polisi yang tetap berdiri tegak di bawah hujan ringan, mengatur lalu lintas dengan tangan yang tak henti mengisyaratkan arah, menyisakan kesan mendalam.
Peristiwa di Pal 6 bukan hanya soal sebuah tangki yang berhenti di jalan. Ia adalah simbol kecil tentang bagaimana kerja keras aparat kepolisian menyelamatkan banyak orang dari kekacauan yang lebih besar.
Dan di balik itu semua, ada pesan yang seharusnya tidak pernah kita lupakan: jalan raya adalah ruang hidup bersama. Setiap pengendara memegang tanggung jawab, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Polisi bisa menjaga, tapi disiplin dan kehati-hatian kitalah yang menentukan keselamatan.
Di bawah langit gelap Mentok, di jalan yang basah oleh gerimis sore itu, kita belajar satu hal: keselamatan adalah pengorbanan sesederhana berdiri tegak di tengah hujan demi orang lain bisa sampai rumah dengan selamat.
(Didi /Tim KBO)